Harusnya malu!
Hana Theresya Nisa
Kau tanyakan Tuhan
Mengapa menderita
Kau salahkan Tuhan
Mengapa sengsara
Kau hujat dia
Kau sangkal Dia
Kau caci, kau ludahi
Kau kancurka
Kau remukan
Kau hisap sabarnya
Sampai titik kehabisan
Mengapa menderita
Kau salahkan Tuhan
Mengapa sengsara
Kau hujat dia
Kau sangkal Dia
Kau caci, kau ludahi
Kau kancurka
Kau remukan
Kau hisap sabarnya
Sampai titik kehabisan
Pikirmu tertutup kotor
Kau lupa kasihnya
Kau lupa sabarnya
Kau lupa besarnya dosa yang kau buat
Tapi Dia tetap berkati dirimu
Kau lupa kasihnya
Kau lupa sabarnya
Kau lupa besarnya dosa yang kau buat
Tapi Dia tetap berkati dirimu
Tidakkah sadar pikirmu?
Tidakkah terenyuh hatimu?
Tidakkah terenyuh hatimu?
Ia yang suci tergantung
Ia yang suci mati di kayu salib
Ia pikul salibnya
Ia pikul dosamu
Ia yang suci mati di kayu salib
Ia pikul salibnya
Ia pikul dosamu
Ia menderita sengsara
Hatinya hanyut berkepinginan
Tubuhnya hancur lebur
Darahnya mengalir jadi lautan
Jantung, hati
Kemudian denyut nadinya terhenti
Hatinya hanyut berkepinginan
Tubuhnya hancur lebur
Darahnya mengalir jadi lautan
Jantung, hati
Kemudian denyut nadinya terhenti
Namun Dia tak meraung
Dia tak pernah salahkan mu
Tak pernah menyangkal
Tak pernah hancurkan
Tak pernah remukkan
Dia tak pernah menyakiti sedikitpun
Bahkan dia mencuci dosamu
Dengan darahNya yang suci
Dia tak pernah salahkan mu
Tak pernah menyangkal
Tak pernah hancurkan
Tak pernah remukkan
Dia tak pernah menyakiti sedikitpun
Bahkan dia mencuci dosamu
Dengan darahNya yang suci
Tidakkah malu dirimu?
Tidakkah malu?
Tidakkah kamu malu?
Pikirkan!
Tidakkah malu?
Tidakkah kamu malu?
Pikirkan!
(Hana 17.30/18.9.2017, Lampung)
Jangan lupa like and share yaa,. boleh ditanyakan maksud daripada puisinya,. tapi udah jelas dung pastinya,..
salam dari admin yang cinta puisi,. ☺☺☺
Tidak ada komentar:
Posting Komentar